Brainstorming Tiga Satker Bahas Pembangunan ZI Bersama TPI Kemenag RI di MAN 1 Kota Malang
Kota Malang — Komitmen membangun Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) terus digaungkan oleh madrasah di bawah naungan Kementerian Agama Kota Malang. Hal ini tercermin dalam kegiatan Brainstorming Tiga Satker, yakni MAN 1 Kota Malang, MAN 2 Kota Malang, dan MTsN 1 Kota Malang, bersama Tim Penilai Internal (TPI) Kementerian Agama Republik Indonesia yang digelar di MAN 1 Kota Malang, Senin (16/6).
Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, H. Achmad Samthon, S.HI., M.Ag., yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas instansi dan menjunjung integritas sebagai fondasi utama reformasi birokrasi.
“Saat ini bukan saatnya lagi membanggakan prestasi instansi masing-masing. Kita harus mengangkat prestasi Kementerian Agama secara umum. Wujudkan ZI bukan karena target pribadi, tetapi karena komitmen pelayanan publik yang lebih baik,” ujarnya tegas.
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan paparan dari masing-masing satker. Kepala MAN 2 Kota Malang, Dr. H. Samsudin, M.Pd., menyampaikan sejumlah program unggulan madrasah, salah satunya yang telah lama didengungkan adalah MADUMANJA (Madrasah Unggul Mandiri Berprestasi). Dalam pemaparannya, beliau juga menyampaikan beberapa kebutuhan sarana prasarana (sarpras) yang masih dalam proses pengadaan.
“Saat ini yang masih kurang adalah ruang pelayanan tamu dan kamar mandi. Sarpras sedang terus berupaya memenuhi berbagai kekurangan yang ada,” jelasnya.
Beliau juga menegaskan bahwa seluruh proses pembangunan ZI di MAN 2 Kota Malang selalu terbuka terhadap masukan dan arahan dari pimpinan.
“Kami selalu menunggu arahan dan bimbingan dari Kepala Kemenag Kota Malang serta Tim TPI Kemenag RI,” tutupnya.
Paparan selanjutnya disampaikan oleh Kepala MTsN 1 Kota Malang, Dra. Erni Qomaria Rida, M.Pd. Dalam penyampaiannya, beliau menegaskan bahwa niat awal MTsN 1 Kota Malang bukan semata-mata mengejar predikat WBK/WBBM, namun lebih pada keinginan tulus untuk memberikan pelayanan publik terbaik.
“Kami ingin melayani masyarakat dengan sepenuh hati. Walaupun awalnya tidak berniat mengikuti WBK-WBBM, kami melangkah karena dorongan untuk memperbaiki layanan,” ungkapnya.
Beliau juga menyoroti pentingnya sinergi antara komite dan madrasah serta menjaga kebersihan dan ketertiban seluruh ruang kerja, termasuk kebutuhan akan ruangan arsiparis.
“Masih banyak warga madrasah yang belum terbiasa tersenyum. Ini bukan soal fasilitas saja, tetapi soal budaya kerja dan pelayanan,” tambahnya.
Program unggulan MTsN 1 Kota Malang yang disampaikan adalah BAKTI (Bersama Kita Tingkatkan). Melalui program ini, madrasah berkomitmen untuk terus meningkatkan segala aspek secara bersama-sama dengan warga madrasah.
Tak hanya itu, MTsN 1 juga aktif memberi dukungan kepada MTs dalam lingkup KKM, seperti pembangunan ruang kelas di MTs Al Amin, serta memberikan bantuan seragam bagi guru-guru di MTs Al Amin dan Mualimin.
“Kami menyadari masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat terbuka menerima masukan dan evaluasi dari Tim Kemenag RI demi kemajuan pembangunan ZI di madrasah kami,” pungkasnya.
Dalam arahannya, Siti Mudayaroh, S.Ag., M.Ag., CHRP selaku perwakilan dari TIM KEMENAG RI, menegaskan pentingnya menampilkan pilot project unggulan sebagai bukti konkret inovasi dan transformasi layanan madrasah. Ia juga mendorong agar ditampilkan secara jelas siapa saja satuan pendidikan lain yang telah meniru dan mengadopsi praktik baik dari MAN 2 Kota Malang, khususnya dalam aspek integritas, pelayanan publik, prestasi kinerja, dan pelaksanaan PPDB.
Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa seluruh proses peningkatan mutu harus terdokumentasi dengan baik dan ditampilkan secara sistematis, sehingga publik dapat melihat capaian-capaian nyata yang telah diraih madrasah.
Khusus pada aspek PPDB, beliau mengusulkan agar sistem seleksi menampilkan nilai peserta secara langsung setelah tes, serupa dengan sistem tes CASN, guna menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas. Beliau juga mengingatkan agar tidak terjadi pengakuan sepihak, dan pada tahapan wawancara hendaknya tidak dijadikan ajang curhat, tetapi fokus pada penilaian objektif sesuai indikator yang telah ditetapkan.
Siti Mudayaroh juga mendorong madrasah untuk menghadirkan program unggulan yang belum dimiliki madrasah lain, seperti misalnya layanan legalisir online, serta menunjukkan secara eksplisit perbedaan signifikan dengan madrasah lainnya.
Sebagai penutup, beliau menekankan pentingnya melakukan pemetaan inovasi, dengan meranking program unggulan secara objektif dan proporsional. Jangan sampai program yang sebenarnya berada di posisi ketiga justru diklaim sebagai unggulan utama. Hal ini diperlukan demi menjaga kredibilitas dan arah pengembangan madrasah ke depan.
Dari MAN 2 Kota Malang, hadir lengkap perwakilan tim ZI, antara lain, Kepala Madrasah Dr. H. Samsudin, M.Pd. dan Adi Siswanto, S.Pd. Ketua ZI Madrasah bersama Tim anggota Sukardi, S.Pd., Budi Widodo, S.Pd., M. Ronaldi, S.Pd., M.Pd., M. Agus Muslim, S.Pd., M.Pd. dan Nuryasin Putra, S.Kom. serta Wahyu Wijayanto, S.Pd.
Kegiatan brainstorming ini menjadi forum yang bermakna dalam memperkuat arah pembangunan Zona Integritas secara kolaboratif. Dengan adanya forum seperti ini, semangat sinergi, evaluasi terbuka, serta penguatan pelayanan publik akan semakin terstruktur dan berdampak langsung bagi masyarakat. (AM/SW)